Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Konsep Karya Cipta Teater

 
Materi Seni Budaya Kelas 12


Nilai karya teater dan karya seni lainnya terletak pada keunikannya. Istilah lain bisa disebut orisinal. Artinya, karya seni itu tidak ada duanya dan belum pernah diciptakan atau digagas orang lain sebelumnya. Sesuatu yang unik adalah sesuatu yang lain daripada yang lain, utuh ciptaan seorang (seniman) atau kelompok seniman yang tergabung dalam suatu produk karya seni. Keutuhan, orisinalitas, keunikan merupakan hal-hal yang menjadi target capaian dalam proses karya cipta seni. Keunikan bukan semata-mata dambaan seorang atau kelompok pencipta seni, melainkan juga harapan dan tuntutan apresiator seni.


Sebuah karya seni Teater diproduksi untuk disajikan kepada masyarakat penonton. Antara karya yang diciptakan oleh penggarap dengan penonton, terselip sebuah tujuan, yaitu komunikasi. Apa yang dikomunikasikan adalah ide-ide atau gagasan-gagasan seni. Komunikasi bisa terwujud apabila ada kesesuaian antara karya cipta teater dengan tingkat apresiasi penontonya. Dengan kata lain bahwa antara karya seni teater dengan penontonnya harus ada kesesuaian. Oleh karena demikian, dalam penyajian teater senantiasa mempertimbangkan unsur-unsurnya hingga terwujud sebuah komunikasi.

Karya teater diciptakan oleh seniman, kemudian dikomunikasikan kepada penonton untuk mendapat tanggapan. Melalui karya seni, penonton dapat menafsirkan gagasan-gagasan seniman.

Unsur-Unsur yang Terkandung dalam Pergelaran Seni

1. Naskah atau Lakon Cerita

Lakon atau naskah adalah materi yang dijadikan bahan pementasan. Tanpa lakon, tidak ada yang ingin dipentaskan atau ingin digarap melalui media teater. Di samping harus menyediakan lakon, juga memilih bentuk serta jenis lakon yang sesuai dengan kemampuan para pendukung teater. Sebab ada lakon yang sulit untuk dipahami apalagi dipentaskan. Kalaupun bisa, memerlukan pengetahuan yang sangat tinggi. baik dibidang teater itu sendiri, dibidang sastra, serta pemahaman budaya secara luas. Oleh karena itu, lakon mutlak harus dipahami dulu oleh penggarap teater sebelum nantinya secara otomatis penonton pun ikut paham. Dengan memahami lakon akan cepat mendapatkan ide-ide untuk sebuah pertunjukan. Di dalam lakon terdapat tema atau bisa disebut inti cerita yang merupakan pesan pengarang yang ingin disampaikan kepada penonton. Ada lakon yang terdiri dari beberapa tema (multitematik) dan ada lakon yang hanya terdiri dari satu tema (monotematik). Begitu juga dalam pembabakannya dan pengadegannya, ada yang beberapa babak, ada yang hanya satu babak dan beberapa adegan. Lakon atau Naskah adalah bahan baku untuk membuat sebuah garapan Teater.


2. Pentas atau Panggung Tempat untuk Menyelenggarakan Pertunjukan Teater.

Panggung atau pentas ditata oleh seorang seniman penata sebelum dipergunakan untuk pertunjukan. Karya seni dimaksud disebut Tata Pentas, sedangkan orang yang menatanya disebut Penata Pentas. Pentas pada dasarnya adalah karya seni yang ikut menjelaskan gagasan-gagasan yang terdapat dalam ceritera dalam bentuk visual (bisa dilihat).

Dilihat dari bentuk fisiknya, pentas atau panggung tempat pertunjukan di Indonesia pada garis besarnya ada dua. Pertama adalah pentas yang berbentuk prosenium yang disebut juga Teater Prosenium. Ciri-cirinya adalah bahwa bentuk pentas ini senantiasa terdapat jarak antara tempat permainan dengan tempat penonton. Jarak tersebut nampak pada ketinggian tempat permainan (panggung) dengan tempat penonton tidak sama. Tempat permainan biasanya. lebih tinggi atau lebih rendah dari tempat penonton. Maksudnya agar peristiwa yang terjadi di atas panggung nampak jelas di mata penonton. Di samping terdapat perbedaan ketinggian, juga biasanya antara tempat permainan dengan tempat penonton dibatasi oleh layar penutup. Layar ini berfungsi sebagai tanda dimulainya pertunjukan dengan cara dibuka, serta tanda pertunjukan berakhir dengan cara ditutup. Teknik tutup buka layar ada yang ditarik oleh petugas yang berada di samping kiri-kanan panggung, ada juga yang hidrolik, menggunakan tenaga listrik, tinggal pijit kenop saja secara otomatis layar akan bergerak menutup atau membuka. Bentuk fisik pentas prosenium banyak terdapat di gedung-gedung pertunjukan yang biasanya di kota kota besar. Bentuk yang kedua adalah apa yang disebut Pentas Arena atau Teater Arena. Bentuk pentas ini berbeda dengan bentuk pentas prosenium. Pentas Arena merupakan tempat terbuka, tidak ada dinding penyekat, serta tidak ada perbedaan ketinggian lantai yang dipergunakan untuk permainan dengan lantai untuk tempat penonton. Bentuknya biasanya tapal kuda atau lingkaran. Antara pemain dengan penonton tidak terdapat jarak. Penonton bisa berkomunikasi langsung dengan pemain atau sebaliknya, Bentuk teater ini biasanya dipergunakan untuk pentas Teater Rakyat atau Teater Tradisional.


Lingkup kerja yang menjadi tanggung jawab penata pentas adalah:

  1. menata ruang untuk permainan;
  2. menata cahaya untuk memberikan suasana serta menerangi permainan;
  3. menata suara (agar suara vokal para pemain serta suara musik bisa terdengar jelas dan enak di telinga penonton). Oleh karena itu perlu ditata sedemikian rupa;
  4. menata ruang tempat penonton agar penonton bisa menyaksikan pertunjukan dengan nyaman dan tertib, maka harus ditata dan disesuaikan dengan daya tampung ruangan yang dipergunakan;
  5. menata pintu masuk serta pintu keluar untuk para penonton agar berjalan dengan tertib. Pada waktu penonton masuk harus dipandu oleh panitia atau seksi yang bertugas. untuk menerima tamu (biasanya di ruang lobi). Kemudian dipandu dan diantar oleh petugas sampai pada tempat yang disediakan.


3. Pemain

Pemain adalah orang-orang yang tergabung dalam sebuah tim kerja untuk memproduksi karya pertunjukan. Ada pemain yang muncul di atas panggung disebut pemeran dan ada pemain yang berada di belakang layar. Walaupun tidak muncul di atas panggung, namun mereka sama-sama memiliki peran penting dalam pertunjukan. Contohnya: sutradara, penata pentas, penata musik, penata tari, serta penata-penata lainnya. Mereka ini biasanya tidak menjadi pemeran tokoh yang harus muncul di atas panggung. Kecuali dalam keadaan terpaksa karena kekurangan pemain. Namun peran mereka di belakang layar sungguh sangat penting untuk terwujudnya sebuah garapan Teater.

Kerjasama dalam tim harus terjalin dengan baik dari berbagai unsur, karena tanpa itu maka pertunjukan Teater tidak akan berjalan dengan lancar. Semua pemain dalam kerja teater penting.


4. Sutradara

Orang yang pertama menemukan naskah yang akan digarap dalam bentuk pertunjukan adalah Sutradara. Dia adalah seniman penafsir pertama terhadap naskah yang akan dipentaskan. Gagasan gagasannya kemudian disosialisasikan kepada calon-calon pemain atau calon-calon penata. Sehubungan dengan sangat luasnya tugas dan tanggung jawab seorang sutradara, maka akan dibahas secara khusus pada bagian berikutnya. Dalam karya cipta teater, kehadiran sutradara sangat penting. Orang yang pertama menafsirkan naskah ke dalam bentuk pertunjukan teater adalah sutradara. Oleh karena demikian jika tidak ada sutradara, maka tidak ada gagasan untuk mementaskan teater atau drama. Sehubungan bahwa sutradara adalah orang yang pertama membaca dan memahami naskah, maka sutradara dianggap orang yang paling tahu tentang isi ceritera atau naskah yang akan dipentaskan. Fungsi sutradara dalam karya cipta teater adalah penggagas pertama dalam mewujudkan karya pertunjukan, penafsir pertama terhadap naskah yang akan digarap, serta koordinator dalam melaksanakan kerja kolektif. Setelah memahami naskah, melalui analisis peran-peran tokoh yang terdapat dalam naskah, tempat dan waktu peristiwa, maka sutradara akan menghimpun orang-orang yang berminat untuk diajak kerjasama dalam produksi teater. Tugas yang paling berat bagi sutradara adalah mengatur laku. Tugas tersebut adalah merupakan tugas pokok bagi seorang sutradara, karena melalui para pemainlah gagasan-gagasan sutradara bisa dikomunikasikan langsung kepada penonton.


5. Properti

Dalam permainan Teater, di samping mengoptimalkan kemampuan para pemeran di bidang akting, juga dibantu oleh perlengkapan lain untuk membantu menjelaskan maksud yang terkandung dalam naskah. Perlengkapan tersebut bisa berupa benda-benda yang dihadirkan di atas panggung, atau juga benda-benda yang dipegang oleh para aktris dan aktor untuk mendukung permainannya. Properti yang diletakan di atas pentas untuk kebutuhan pementasan disebut stageprop (perlengkapan panggung), sedangkan yang dipegang atau dibawa oleh aktor dan aktris diebut handprop. Seperti contoh misalnya: dalam sebuah adegan Drama yang menceriterakan peristiwa yang terjadi di sebuah dapur pada sebuah rumah di desa. Maka barang-barang yang harus hadir di pentas adalah barang barang yang menjadi ciri khas dan terdapat di dapur. Contohnya: tungku api, panci, wajan, serta perkakas masak lainnya. Walaupun tidak ada kata kata yang menjelaskan tentang tempat peristiwa tadi, hanya dengan melihat barang-barang yang terdapat di atas pentas, secara cepat para penonton akan menafsirkan bahwa itu adalah dapur. Sedangkan perlengkapan yang dibawa atau dipegang oleh aktor atau aktris, fungsinya untuk menegaskan status atau profesi. Kalau ada seorang pemeran muncul di atas panggung dengan membawa cangkul, para penonton akan menafsirkan ganda, yaitu petani atau tukang cangkul. Oleh karena itu supaya tegas, tidak terjadi penafsiran ganda di pihak penonton, maka alat itu harus dimainkan sebagaimana mestinya. Kalau pemain itu memerankan seorang petani, maka biasanya cangkul itu menjadi handprop yang digunakan petani Indonesia untuk mencangkul. Lain halnya apabila seorang pemain memerankan seorang tukang cangkul, maka dia harus memperlakukan cangkul sebagai barang dagangan, dengan cara dijajakan atau ditawarkan. Status tokoh selain dipertegas oleh properti juga biasanya kostum serta rias sudah sangat membantu dalam penampilannya.




Andi Nurdiansah
Andi Nurdiansah Pendidik di SMAN 1 Cibeber

Post a Comment for "Konsep Karya Cipta Teater"