Puisi Tentang Langkanya Minyak Goreng
Minyak Goreng
Oleh Serli Yanti (XI MIPA 1)
Para ibu dirundung resah
Pada hal yang sedang susah
Pada harga yang menjadi masalah
Bak tak ada pondasi pada sebuah rumah
Di saat terlihat keberadaannya
Berbondong-bondong orang menemuinya
Bak gerombolan burung menemukan makanannya
Bercepat-cepat tanpa memikirkan kawanannya
Langkanya seolah dikekang
Berada di sebuah ruang
Tertimbun di antara barang yang mestinya dibuang
Namun orang-orang tetap betah berada di antrian panjang
Ia tak seberharga harta benda
Namun, kelangkaan dan tingginya harga
Membuat kebanyakan orang menjadikannya prioritas utama
Tidak ada dirinya, membuat gundah gulana
Nilainya melambung tinggi
Namun tidak ada yang peduli
Karenanya, orang-orang seolah tuli
Kala lalu, virus yang melanda
Saat ini, minyak yang langka
Kala nanti, akan ada apa?
Terciptanya Sebuah Karya
Oleh Serli Yanti (XI MIPA 1)
Bak seekor merpati menemukan jati diri
Terbang mencari sebuah arti
Menelusuri pelosok negeri
Hingga menemukan dirinya sendiri
Sebuah pohon butuh proses untuk tumbuh
Sebelum dahan dan daunnya teduh
Daunnya pernah gugur, dahannya pernah patah
Namun ia terus tumbuh meskipun di antara bangunan kumuh atau mewah
Sebuah puisi butuh diksi untuk indah
Namun tak berarti buruk jika itu tak tercipta oleh basirah
Aksara selalu bertumpah ruah
Namun tak mampu indah jika salah kaprah
Sesosok manusia selalu berjibaku dengan aksara
Menciptakan karya yang dirangkai dengan sedemikian rupa
Tak peduli jika dirinya dicela
Berkutat dengan aksara, dianggap tak berguna
Ia menjadikan penyair sebagai idola
Menjadikan puisi sebagai karyanya
Dan menulis sebagai rumahnya
Ibarat raja menjadikan rumah istananya
Hari demi hari berjibaku dengan aksara
Hingga tak disangka
Karyanya terbaca oleh siapa saja
Oleh mereka, yang karyanya dikenal dunia
Post a Comment for "Puisi Tentang Langkanya Minyak Goreng"