Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fungsi dan Ragam Teknik Ungkap Simbol dalam Teater

Fungsi dan Ragam Teknik Ungkap Simbol dalam Teater
Fungsi dan Ragam Teknik Ungkap Simbol dalam Teater

A. Fungsi Simbol dalam Komunikasi

Simbol-simbol yang digunakan dalam pertunjukan teater berfungsi untuk memperkuat komunikasi ide-ide yang akan disampaikan kepada penonton. Kualitas komunikasi ditentukan oleh proses pencarian atau eksplorasi, proses latihan, dan penjiwaan. Bahasa verbal atau bahasa dalam bentuk kata-kata adalah sarana simbolis dalam proses komunikasi. Agar komunikasi terjadi dan berjalan dengan lancar, maka kedua belah pihak harus saling memahami apa yang diungkapkan melalui ucapan masing-masing. Kita bisa memahami gagasan, keinginan, hasrat, maksud melalui ucapan seseorang yang disampaikan kepada kita. Begitu juga kita bisa menyampaikan apa yang kita maksud melalui kata-kata yang kita ucapkan kepada orang lain. Komunikasi bisa berjalan lancar manakala bahasa yang digunakan sama atau satu bahasa. Jika bahasa yang digunakan lebih dari satu karena berasal dari dua latar belakang budaya maka komunikasi akan terhambat. Bahkan dalam satu bahasa pun kadang-kadang terhambat oleh idiom serta perbendaharaan kata-kata, sehingga komunikasi melalui kata-kata tidak efektif. Oleh karena itu kita bisa menggunakan bahasa nonverbal atau bahasa tubuh untuk menegaskan maksud ucapan dengan simbol-simbol visual. Bahasa nonverbal sangat membantu proses komunikasi ketika bahasa kata-kata terbatas oleh perbendaharaan dan struktur kalimat yang diucapkan. Mitra komunikasi akan paham tentang apa yang dimaksudkan melalui gerakan anggota tubuh ketika berkomunikasi. Bahkan diam pun dalam teater adalah komunikasi. Duduk termenung di sudut ruangan tanpa kata-kata adalah komunikasi, karena orang lain akan menafsirkan tentang apa dan mengapa merenung. Seseorang yang sedang mendesah sehabis menarik nafas sangat dalam pada dasarnya mengomunikasikan sesuatu tentang kehidupan dalamnya melalui desahan. Bahasa nonverbal yang visual tidak terbatas oleh kata-kata dan tidak terbatas oleh satu makna. Oleh karena komunikasi nonverbal kadang-kadang menimbulkan multi tafsir bergantung kepada pengetahuan dan pengalaman penafsir yang menjadi mitra komunikasi. 

Di samping bahasa tubuh, bahasa visual meliputi juga bentuk dan warna. Bentuk bulat berbeda makna dengan persegi, berbeda dengan segitiga dan seterusnya. Setiap bentuk dimaknai beragam oleh kehidupan budaya. Bentuk-bentuk itu bisa berupa perkakas rumah, senjata tradisional, dan sebagainya. Begitu juga warna-warna yang digunakan baik untuk kostum pemain, ataupun properti akan mengesankan makna berbeda dari warna yang berbeda. Namun setiap budaya memaknainya beragam sesuai dengan kesepakatan komunitas dalam kehidupan budaya masing-masing. Misalnya warna merah bagi orang Indonesia dimaknai berani, warna jingga dimaknai murka, warna putih dimaknai suci, warna kuning dimaknai agung. Namun jangan heran jika dalam realitas kehidupan budaya etnik makna-makna itu beragam sesuai dengan kesepakatan masyarakatnya. Sebagai contoh warna merah bagi orang Tiongkok dimaknai sebagai warna romantis. Hitam bagi orang Sunda dimaknai sebagai warna bumi. Ketika kamu memaknai bahasa ungkap teater baik visual, verbal, maupun nonverbal, maka sarana simbol itu akan menghantarkan makna budaya. Dengan demikian kamu bisa menafsirkan pesan-pesan yang disampaikan melalui bahasa ungkap tersebut.

B. Ragam Teknik Ungkapan Simbolik

Teknik pengungkapan gagasan dalam teater sangat beragam. Media ungkap yang digunakan biasanya tidak hanya satu media melainkan multimedia. Media tersebut berupa bahasa ungkap sebagai sarana komunikasi yang meliputi audio dan visual. Bahasa kata-kata yang diucapkan para pemain dan musik termasuk kategori audio, sedangkan bahasa tubuh, bahasa warna, dan bentuk termasuk kategori visual. Para penggarap teater senantiasa melakukan teknik pengungkapan secara efektif mengingat panggung merupakan ruang yang sangat terbatas, tetapi harus mengesankan berbagai hal. Jika panggung harus mengesankan suasana pantai, karena peristiwa cerita terjadi di pantai, tidak mungkin suasana pantai yang sebenarnya dipindahkan ke atas panggung. Penggarap teater biasanya hanya menghadirkan benda-benda yang khas dan bisa mewakili suasana pantai. Jika tidak bisa menghadirkan benda-benda pantai dengan sesuatu alasan tertentu, sarana simbol bisa menggunakan bunyi deru ombak atau desir pasir tertiup angin laut menyentuh dedaunan yang berada di sekitar pantai. Jika hal itu pun tidak bisa dilakukan, ada cara instan yang biasa digunakan para penggarap teater yaitu dengan lukisan atau print out foto pantai pada kanvas besar atau pada layar belakang. Untuk memperkuat suasana pantai tersebut biasanya dipertegas oleh media lain misalnya sistem pencahayaan, warna dan desain kostum para pemain, serta akting para pemain yang seolah-olah seperti perilaku orang-orang pantai. Kejelian penggarap dalam menghadirkan benda-benda, warna-warna, bentuk-bentuk, serta bunyi-bunyi dan perilaku-perilaku untuk mengesankan suasana tertentu adalah nilai kreativitas yang sangat tinggi.

Sekarang kamu bergabung dalam kelompok dan buatlah suasana peristiwa tertentu, kemudian presentasikan di depan teman kamu untuk mendapat tanggapan. Peristiwa yang dimaksud boleh berupa realitas pengalamanmu, atau boleh juga khayalanmu tentang suasana tertentu. Biasakanlah diskusi dengan teman-teman sekelasmu untuk bertukar pengalaman. Terbukalah untuk kritik agar kaya pengalaman dan teknik pengungkapan. Sebab dalam satu peristiwa yang sama mungkin saja menghasilkan pengalaman kesan yang berbeda. Proses penafsiran terhadap satu peristiwa yang sama, setiap orang berbeda. Hal itu sangat bergantung pada pengetahuan dan suasana hati para penafsir. 

Setelah mendapat tanggapan orang lain, kamu harus terus mencoba dengan cara melatih teknik pengungkapan, mengembangkan media ungkap, sampai menghasilkan kesan orang lain sesuai dengan gagasan kamu. Selamat mencoba.

C. Ungkapan Simbolik dalam Kreasi Naskah Drama

Seorang pengarang akan menuangkan ide-ide ceritanya melalui kata-kata yang terhimpun dalam sebuah teks naskah drama. Teks naskah drama yang memuat kata-kata itu adalah simbol-simbol verbal sebagai sarana untuk mengomunikasikan gagasan cerita di atas. Sekarang silahkan kamu coba tuangkan pengalamanmu ke dalam naskah drama. Angkat salah satu tema yang sedang hangat dibicarakan masyarakat sekelilingmu. Gunakan idiom kata, diksi, serta gaya bahasa yang kamu sukai. Setelah selesai kemudian komunikasikan kepada teman untuk mendapat tanggapan. Apakah ide yang ingin sampaikan bisa dicerna oleh teman? Jika jawabannya “ya” kemudian kembangkan naskah yang kamu buat menjadi sebuah adegan drama. Setelah menjadi sebuah adegan drama, kamu harus selalu meminta teman untuk menanggapi bahkan mengkritisi guna pengembangan selanjutnya. Jika mendapat tanggapan yang positif dari teman kamu, kemudian perluas wahana komunikasinya agar lebih banyak mendapat masukan. Jika naskah itu sudah jadi dan mendapat banyak tanggapan dari teman kamu, artinya naskah yang kamu buat itu adalah simbol, sebab pada akhirnya orang lain memahami siapa kamu yang sebenarnya melalui naskah yang kamu buat.

D. Ungkapan Simbolik dalam Penampilan Teater

Penampilan teater pada dasarnya merupakan proses pemanggungan sebuah lakon. Naskah drama yang berupa teks berisi kata-kata karya seorang pengarang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa pentas oleh para seniman penggarap maka itulah pertunjukan teater. Istilah lain untuk proses penerjemah bahasa ungkap yang dipanggungkan adalah transformasi bahasa kata-kata dalam teks naskah yang awalnya hanya simbol-simbol verbal, kemudian kemudian diperkaya dengan simbol-simbol audio dan visual. Seorang penggarap teater akan selalu mencari padanan sarana simbol yang digunakan dalam teks naskah ke dalam versi pertunjukan. Misalnya, kata “tidak” dalam teks naskah apakah kemudian langsung diucapkan oleh pemain? Atau hanya cukup dengan bahasa tubuh dengan cara menggelengkan kepala. Bisa juga kata “tidak” divisualkan dengan gerakan tangan yang seolah-olah menolak. Menggunakan seluruh media ungkap baik visual maupun verbal serta audio agar betul-betul lengkap. Perlu diperhatikan bahwa dalam penggunaan media ungkap, efektifi tasnya dan kesesuaiannya dengan karakter tokoh cerita yang dimainkan. Karakter tokoh yang lincah, berani dan tegas senantiasa menyertakan bahasa tubuh ketika dia sedang berbicara. Berbeda dengan seseorang yang dingin, pendiam, atau pemalu. Dia akan sulit berkomunikasi dengan orang lain, dengan sendirinya gagasannya atau hasratnya, atau keinginannya sulit untuk dipahami oleh orang lain. Kedua karakter tersebut di atas bisa hadir dalam satu cerita dan bagaimanana cara menampilkannya. Bukan hal gampang untuk menterjemahkan bahasa teks (sastra drama) ke dalam bahasa pertunjukan. Ada banyak pengetahuan dan pengalaman yang harus dimiliki oleh seorang penggarap drama. Jika garapan drama tidak disertai dengan pengetahuan dan pengalaman, maka produk drama yang dipertunjukan akan berkesan miskin pengalaman dan pengetahuan. Sebaliknya jika penggarapnya adalah orang yang memiliki banyak pengetahuan serta pengalaman maka pertunjukan akan berkesan kaya dan bagus. Seseorang yang memiliki banyak pengetahuan tidak akan kehabisan ide untuk manafsirkan hal-hal yang ada dalam sastra drama untuk kebutuhan pertunjukan. Seseorang yang memiliki banyak pengalaman dalam proses garapan dan menonton karya orang lain, sangat memungkinkan untuk menghadirkan ide-ide yang orisinal, bukan tiruan dari karya orang lain. Orisinalitas karya adalah keunikan seniman penggarap yang membedakan dirinya dengan seniman lainnya. Semua itu berindikasi pada suksesnya garapan drama, serta itulah kualitas karya yang membuat penonton merasa empati pada karya tersebut.


Andi Nurdiansah
Andi Nurdiansah Pendidik di SMAN 1 Cibeber

Post a Comment for "Fungsi dan Ragam Teknik Ungkap Simbol dalam Teater"